Senin, 10 November 2008

Sambutan Ketua Ikatan Alumni Panti Asuhan Tambatan Hati

Assalamualaikum Wr. Wb.

Saya atas nama pengurus Ikatan Alumni Panti Asuhan Tambatan Hati menyambut gembira atas terbitnya Buletin pertama Ikatan Alumni Panti Asuhan Tambatan Hati ini sebagai sarana komunikasi dan ajang silaturahmi alumni Panti Asuhan Tambatan Hati.Dalam kesempatan ini perkenankan saya sebagai ketua mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu pelaksanaan reuni pertama dan kedua Alumni Panti Asuhan Tambatan Hati yang lalu.Dari lubuk hati yang paling dalam kami juga sangat menghargai inisiatif, upaya dan jerih payah rekan kita Ahmad Sofyan beserta keluarganya, para pengurus dan semua anggota ikatan Alumni Panti Asuhan Tambatan Hati yang saya cintai sehingga bulletin yang pertama ini bisa terbit dalam waktu yang relatif singkat sebagaimana yang kita harapkan bersama.Kami sangat mengharapkan sumbangan berupa tulisan/karangan bebas untuk dimasukkan dalam terbitan yang akan dating. Mudah-mudahan kehadiran bulletin ini dapat berlanjut terbit secara periodik sebagai sarana komunikasi dan ajang silaturahmi Alumni Panti Asuhan Tambatan Hati.Akhirul kalam semoga Allah SWT selalu mencurahkan Rahmat dan HidayahNya kepada kita semua Amin.
Jakarta Awal Nopember 2008

Sejarah berdirinya Ikatan Alumni PA. Tambatan Hati

Awalnya, kami para alumni Panti Asuhan Tambatan Hati dari berbagai angkatan, menghadiri acara pernikahan salah seorang adik kami bertempat di ruang tengah Panti Asuhan Tambatan Hati, kami mencetuskan ide bagi pembentukan Ikatan Alumni Panti Asuhan Tambatan Hati dengan sepengatahuan dan atas izin dari Ibu Suamah Irawati sebagai ketua Panti Asuhan Tambatan Hati. Namun belum sempat wacana itu direalisasikan ternyata kami mendapat undangan rapat pembentukan Ikatan alumni secara lisan dari kawan-kawan. Tentu saja undangan itu kami dengan penuh rasa suka cita, karena idenya sama dan sebangun dengan cita-cita kita semua.
Tepatnya pada tanggal 8 Juni 2008 bertempat di ruang tengah Panti Asuhan Tambatan Hati jalan Galunggung no. 23 Bandung kami para alumni dari berbagai angkatan mengadakan rapat bersejarah, rapat istimewa pembentukan Ikatan Alumni Panti Asuhan Tambatan Hati. Atau menurut istilah baru disebut sebagai reuni atau temu kangen setelah sekian tahun lamanya atau barangkali puluhan tahun, kami tidak atau jarang bertemu satu sama lain, karena memang tempat tinggal alumni menyebar diberbagai kota dan daerah dengan profesi yang berbeda-beda.
Dalam rapat tersebut baik prarapat, sedang dan pasca rapat waktu yang tersedia lebih banyak kami gunakan untuk saling berangkulan, bersalam-salaman penuh haru, senda gurau, saling ejek, saling berolok-olok dan yang paling seru pada acara yang paling di tunggu makan bareng, seperti yang biasa kami lakukan pada kurun waktu beberapa tahun yang lalu atau bahkan sampai puluhan tahun yang lalu. Sungguh terbayang kembali dalam ingatan yang mulai redup bagi sebagian alumni yang mulai lanjut usia.
Setelah babak kangen-kangenan habis waktunya, kemudian kami digiring oleh panitia masuk ruangan tengah guna mengikuti acara tukar pengalaman dan pengarahan dari senior kepada yunior yang masih menjadi anak asuh. Setelah waktunya habis kemudian kami ngantri makan secara rame-rame dilanjutkan dengan melaksanakan shalat dhuhur secara berjamaah. Ba’da shalat dhuhur baru dilaksanakan pembentukan Ikatan Alumni Panti Asuhan Tambatan Hati dengan hasil bahwa kami secara aklamasi setuju dan mendukung sepenuhnya berdiri Ikatan Alumni ini sebagai wahana silaturahmi.
Untuk mantap dan berjalannya roda organisasi kami juga berhasil dengan baik memilih Pengurus Ikatan Alumni Panti Asuhan Tambatan Hati masa jabatan 3 tahun dengan susunan personel terlampir.

Dalam rangka mencari alamat/tempat tinggal rekan-rekan alumni calon anggota Ikatan Alumni yang masih banyak tersebar, maka telah dibentuk katakanlah tim pencari fakta keberadaan mereka secara akurat untuk diajak bersama kami menjadi anggota. Selanjutnya dalam rangka mempercepat operasional tim, maka wilayah kota dan kabupaten dibagi menjadi 4 (emapat) rayon sebagai berikut :
Rayon I, yaitu wilayah barat sampai kota Cimahi, pencarian dipimpin oleh ketua wilayah I dibantu oleh anggota lain.
Rayon II, yaitu wilayah timur sampai perbatasan Bandung Garut.
Rayon III, yaitu wilayah Utara sampai Lembang
Rayon IV, yaitu wilayah selatan sampai Pangalengan/Majalaya.
Calon anggota yang kemungkinan tinggal diluar wilayah kota dan Kabupaten Bandung akan di tangani secara terpadu.
Sumber pembiayaaam operasional organisasi adalah dari sumbangan suka rela para anggota disesuaikan dengan kemampuan masing-masing dan dari sumber lain yang tidak mengikat. Sumbangan dapat dikirimkan secara on-line ke nomor rekening 130.000.439.6902 di Bank Mandiri cabang Bandung atas nama Aman Mulyana Bendahara I.
Demikian sejarah singkat berdirinya Ikatan Alumni Panti Asuhan Tambatan Hati , disusun agar para anggota dan calon-calon anggota menjadi maklum adanya.

Bandung, 10 Juni 2008
Pengurus


Drs. H. Dayat Atmawijaya
Sekretaris Umum

Seksi Rohani


Bendahara III


Sekretaris III


Sekretaris II


Sekretaris I


Ketua III


Ketua II


Ketua I Ikatan Alumni PA Tambatan Hati

Assalamualaikum Wr. Wb.

Setelah lebih dari 50 tahun meninggalkan Tambatan Hati yang saya cintai pikiran saya kembali melayang ke masa kanak-kanak saya sampai saya diterima menjadi Aspiran Kadet (seperti SMA Nusantara sekarang) kemudian menjadi Kadet dan diterima menjadi Perwira Angnkatan Laut.

Saya dilahirkan di Bandung 5 Mei 1939 dari keluarga miskin, kakak saya laki-laki telah meninggal dua tahun sebelum saya dilahirkan. Ayah saya meninggal ketika saya berumur dua tahun, pada saat Ibu saya sedang mengandung adik saya 6 bulan, Ibu saya melahirkan lagi adik perempuan tetapi adik saya tersebut hanya berusia enam hari lalu meninggalkan kita kami untuk selama-lamanya. Kemudian Ibu saya meninggal setahun berikutnya pada saat Tentara Jepang telah masuk menduduki pulau Jawa. Selama lima tahun saya dalam asuhan teman baik Ibu saya sebelum saya dimasukkan ke Panti Asuhan Tunas Harapan di jalan Pasir Kaliki Bandung pada tahun 1947.

Saya tidak mengalami masalah mengenai sekolah. Saat pendudukan Jepang saya dimasukkan di Taman kanak-kanak sampai Sekolah Rakyat (SR) kelas satu dan dua, setelah kelas tiga saya masuk di Sekolah Sending di Pasir Kaliki dekat Panti Asuhan. Sejak berumur enam tahun saya sudah mendapatkan tuntunan sebagai pemeluk Agama Islam, oleh karena itu setelah saya naik ke kelas lima SR saya dipindahkan ke Panti Asuhan yang memiliki dasar berpendidikan agama Islam yaitu Tambatan Hati di jalan Banjaran no. 63 Bandung. Disini saya dididik dan diasuh selama enam tahun, saya mendapatkan pendidikan budi pekerti, pendidikan agama Islam, kepanduan serta organisasi rumah tangga seperti di rumah sendiri disamping melanjutkan sekolah di SD Negeri jalan Ciateul no. 114 Bandung, lalu SMP Negeri 3 jalan Kabupaten Bandung.

Sampai saya menamatkan SMP saya belum punya cita-cita yang tetap, cita-cita saya sangat sederhana pada saat itu yaitu ingin cepat-cepat jadi orang yang berguna di masyarakat. Tidak ingin menjadi sampah masyarakat, tidak ingin terus menerus menjadi beban negara dan masyarakat, tidak pula ingin dipelihara negara dengan cuma-cuma terus menerus, ingin mendapatkan sekolah yang berikatan dinas yang mendapatkan bea siswa. Saya sempat mengikuti test masuk masuk sekolah perawat di Rumah Sakit Imanuel tempat dimana saya dilahirkan. Test masuk Sekolah Pengamat Geologi dan test masuk sekolah Pengamat Tera Departemen Perdagangan, tetapi ketika saya dipanggil untuk masuk sekolah saya tidak datang karena saya berpikiran lain pada saat itu. Saya sempat memasuki beberapa sekolah setelah lulus SMP yaitu SGA Negeri di jalan Gatot Subroto Bandung selama tiga bulan, lalu pindah ke SMA Negeri 5 di jalan Jawa Bandung selama empat bulan, kemudian pendidikan berikatan dinas yaitu Sekolah Pengamat Telkom (PTT waktu itu) di jalan Ambon 15 Bandung selama enam bulan, seudah sempat mendapatkan uang saku tiap bulan mencicil sepeda ”Simpleks” beli baju, celana dan sepatu dari uang saku yang saya terima setiap bulan.

Setelah selama satu tahun mencoba dan mencoba sambil tak lupa saya terus berdo’a dan berdo’a akhirnya saya menemukan jalan yang diridhoi Allah SWT menuju cita-cita sesungguhnya yaitu dengan memenuhi panggilan Angkatan Laut Republik Indonesia untuk dididik dan di gembleng menjadi calon kadet Perwira Angkatan laut. Bersama-sama rubuan calon lainnya dari seluruh pelosok nusantara, kami memilih menjadi putra samudra sejati, mengejar prestasi, mengubah kesempatan menjadi harapan.
Saya memulai perjalanan dengan mengendarai sepeda yang saya beli dari Koperasi Sekolah Pengamat Telekomunikasi dimana saya sekolah pada waktu itu, dari Bandung menuju Jakarta lewat Purwakarta-Karawang dan Bekasi menuju Dinas Penerimaan Tenaga Angkatan Laut (DEPETAL) di Jalan Gunung Sahari Jakarta. Setelah menyerahkan berkas-berkas administrasi yang diperlukan, saya ditampung di Mess Angkatan Laut Matraman bersama beberapa calon lainnya yang berasal dari Sumatra selama dua hari sambil menunggu untuk diberangkatkan dengan Kereta Api menuju Kesatrian Angkatan Laut Malang.
Hari ketiga rombongan kami dipimpin oleh seorang Bintara Angkatan Laut naik kereta api menuju ke Malang. Selama dua minggu di Ksatrian Angkatan Laut Malang kami menjalani bermacam-macam test dan seleksi seperti seleksi persyaratan administrasi, test pengetahuan umum, test kesehatan, test olah raga (jasmani) serta psiko test dan sidang komisi penerimaan akhirnya kami empatpuluh lima dari sekitar dua ribu calon yang lolos seleksi administrasi diterima menjadi Aspiran Kadet.
Sebelum saya mengikuti pendidikan yang panjang ini saya terlebih dahulu harus menandatangani dua surat perjanjian yaitu Pemutusan Ikatan Dinas saya dengan PT. Telkom dan perjanjian Ikatan Dinas saya dengan Angkatan Laut Republik Indonesia. Berkat do’a adik-adik di Tambatan Hati serta berkat ridhoNya semua urusan itu berjalan dengan lancar tanpa hambatan sedikitpun.

Di Bumi Moro kami menekuni pembinaan mental dan kepribadian prajurit matra laut serta ilmu-ilmu pendukung profesi, sebuah janji dan prasetya kami untuk takkan menepi sebelum berakhir dan pantang putar haluan meski badai menanti. Banyak diantara teman-teman merasalan dunia kehidupan diasrama lain dari kebiasaan sebelumnya, sifat-sifat dan cara kehidupan yang berbeda dengan kehidupan sebelumnya di rumah masing-masing. Namun bagi saya yang sudah digembleng dalam kehidupan asrama Tambatan Hati yang serba disiplin selama enam tahun bukan merupakan hal baru, dengan mudah saya beradaptasi dengan kehidupan yang baru tersebut. Sehingga kerja keras dan konsentarsi saya hanya terfokus kepada semua pelajaran, pembinaan dan latihan pendukung profesi saja.

Selama lima tahun kami hidup dalam pendidikan di Bumi Moro (AAL) kami mengalami dua tahap pendidikan yaitu tahap pertama masa Aspiran Kadet (persamaan dengan SMA) selama dua tahun dan tahap masa kadet (masa Akademi) selama tiga tahun.

Setelah selesai mengikuti program persamaan dengan SMA tersebut kami empat puluh orang dari lima puluh Aspiran Kadet dinyatakan lulus pendidikan tahap pertama berarti telah dinyatakan lulus ijasah persamaan SMA, sedangkan yang sepuluh orang dikembalikan ke masyarakat untuk melanjutkan sekolah di SMA. Bersambung.........

Bendahara II


Masuk Panti Asuhan Tambatan Hati awal tahun 1960, Tinggal di PA. Tambatan Hati selama 6 tahun keluar tahun 1965. Menurut Pak Aman Selama tinggal di PA. Tambatan Hati beliau di gemleng akhlak pribadi dari mulai pendidikan, agama, kejujuran, keadilan, kesombongan, iri hati dengki dan takabur. Supaya menjadi manusia yang yang berguna untuk masyarakat. Semoga perjalanan dan romantika hidup kami ini menjadi contoh untuk adik-adik sekarang.

Pengalaman selama bekerja dan hidup dimasyarakat kami menyimpulkan sebagai berikut :


  1. Kita kerja harus bekerjasama saling menghormati dan jujur.

  2. Kita hidup harus percaya kepada orang lain, saling mengingatkan dan rela memaafkan kesalahan orang lain.

  3. Kita hidup harus bertanggung jawab, saling menjaga, setia kawan dan tolong menolong dengan sesama.

  4. Kita hidup jangan sombong, iri hati, dengki dan takabur.

  5. Kita hidup harus berusaha, sabar, ikhlas, dan tawakal kepada Allah SWT.

Dari hasil pernikahan Pak Aman dan Ibu Nurhayati dikarunia 4 orang anak dengan 14 cucu :

  1. Dessy Juliati dan Toto W dikarunia 7 anak tinggal di Ketapang Kalbar.

  2. Susy N. dan Teddy di karunia 4 anak tinggal di Jakarta.

  3. Cecep Abdurrahman dan Ade tinggal di Bandung.

  4. Riny dan Erik dikarunia 3 anak tinggal di Cimahi.

Yang menarik dari keluarga Pak Aman adalah semua anaknya berwirausaha.

Susunan Pengurus Ikatan Alumni PA. Tambatan Hati

Pembimbing

Ny. Suamah Irawati


Ketua Umum

I Djuwaher Soediharja
II Sudirman
III Erom Romli

Sekretaris


I Drs. H. Dayat Atma Wijaya
II Drs. Rohman
III Tarlim

Bendahara


I Ano Supriatno
II Aman Mulyana
III Ade Rohman


Seksi Rohani
Asas Sujana

Foto reuni pertama di PA. Tambatan Hati

Tanpa terasa 5, 10 atau bahkan 50 tahun telah berlalu ketika langkah pertama kami keluar dari pintu yang selama ini menggembleng dan membekali diri agar bisa berjuang dalam mengarungi kehidupan. Setelah sekian lama kami rindu ingin bertemu dengan pengasuh, temen-temen seperjuangan, akhirnya apa yang kami cita-cita untuk bertemu melepas rindu dengan teman dan pengasuh tercapai juga, kami yakin gambar di bawah akan lebih menggambar suka cita pada saat reuni, enjoy pict.

Foto reuni kedua di Situ Umar

Sesuai dengan keputusan yang telah diambil oleh pengurus Ikatan Alumni Panti Asuhan Tambatan Hati bahwa reuni kedua akan di laksanakan setelah lebaran, alhamdulillah apa yang kita rencanakan dapat terlaksana dengan baik, enjoy pict